Ukuran saling keterkaitan
Makalah Epidemiologi Veteriner
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Setiap penyidikan yang diarahkan untuk memperoleh penjelasan
tentang hubungan sebab-akibat antara faktor resiko yang potenisal dan parameter
yang dihasilkan, seperti sakit atau mati membutuhkan perhitungan resiko. Resiko
diartikan sebagai kemungkinan terjadinya keadaan yang tidak diinginkan. Faktor
resiko meliputi berbagai factor yang berhubungan dengan peningkatan resiko
menjadi sakit atau mati. Keterpaparan dengan factor resiko menyatakan bahwa
sebelum mengidap penyakit individu tersebut telah berada dalam situasi
berhubungan dengan factor resiko.
Hubungan antara pengukuran frekuensi penyakit dan faktor resiko
dapat dapat digunakan untuk tujuan perkiraan ketika pengetahuan tentang resiko
penyakit pada tiap individu yang terkait dengan factor resiko digunakan untuk
mengelola kesehatan. Kehadiran factor resiko untuk tujuan diagnostik pada
individu akan meningkatkan kemungkinan untuk menyatakan bahwa benar penyakit
tersebut ada. Jika dapat diketahui factor resiko yang sebenarnya, maka akan
mempermudah upaya menghindari terjadinya penyakit dengan menghilangkan factor
resiko tersebut.
1.2
Tujuan Penulisan
·
Untuk
mengetahui berbagai pengukuran hubungan yang signifikan secara statistik antara
factor resiko dengan penyakit yang muncul.
BAB II
PEMBAHASAN
Kajian epidemiologi dilakukan untuk mengidentifikasi faktor resiko
melalui perbandingan antara tingkat insiden atau prevalensi pada kelompok yang
terpapar dengan yang tidak terpapar oleh faktor resiko. Perbandingan kemungkinan
terjadinya penyakit dapat dilakukan dengan mengukur dampak potensial. Dalam
pengukuran kekuatan saling keterkaitan saling keterkaitan menggunakan
perhitungan resiko seperti perhitungan resiko relatif dan rasio kemungkinan
yang mengukur derajat hubungan yang signifikan secara statistic antara factor
resiko dengan penyakit yang muncul. Disisi lain, pengukuran dampak potensial
meliputi pengukuran resiko terkait dan fraksi terkait.
Resiko Relatif
Resiko relatif
(RR) disebut juga rasio relative atau rasio insiden kumulatif atau rasio
prevalensi. Rasio relative adalah perhitungan rasio kumulatif insiden atau
prevalensi penyakit dalam kelompok terpapar oleh factor resiko yang diduga
terdapat insiden penyakit dalam kelompok yang tidak terpapar. Cara perhitungan
resiko relative dapat dilakukan dengan melihat table berikut.
Tabel 1. Tabel 2x2 yang dipakai untuk menghitung saling keterkaitan
antara penyakit dan factor resiko.
|
Sakit
|
Sehat
|
Jumlah Total
|
Terpapar
|
a
|
b
|
a + b
|
Tidak
terpapar
|
c
|
d
|
c + d
|
Jumlah Total
|
a + c
|
b + d
|
N
|
Dengan berdasarkan
tabel diatas maka resiko relatif dapat dihitung sebagai berikut :
RR = a c
a + b c + d
Nilai RR berkisar
antara 0 hingga tak terhingga. Hasil perhitungan resiko relatif dapat diinterpretasikan
sebagai berikut :
·
Jika
RR > 1, maka faktor resiko berperan dalam peningkatan kejadian penyakit;
·
Jika
RR = 1, maka tidak ada keterkaitan antara factor resiko dengan peningktan
kejadian penyakit ; dan
·
Jka
RR < 1, maka factor yang diduga bisa jadi bersifat menurunkan kejadian
penyakit.
Berdasarkan dasar tersebut diatas, jika hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa RR lebih besar dari 1, maka dapat dinyatakan bahwa resiko
kemunculan penyakit ‘RR’ kali lebih besar pada kelompok yang terpapar dengan faktor
resiko yang diduga dibandingkan dengan kelompok tidak terpapar. Semakin tinggi
angka RR diatas angka 1 maka semakin besar kemungkinan adanya saling
keterkaitan antara kejadian penyakit dengan factor resiko yang diduga. Sebaliknya, jika hasil perhitungan RR di
kurang dari angka 1, maka bisa diduga bahwa faktor resiko yang diduga
kemungkinan bersifat menurunkan kejadian penyakit atau bersifat protektif. Jika
masa terjadinya penyakit tidak terkait dengan faktor resiko, maka hasil
perhitungan rasio kumulatif insiden da rasio prevalensi penyakit bias jadi
serupa. Perhitngan resiko relatif bias dilakukan dalam kajian kohort dan potong
–lintang, tetapi tidak bias diperkirakn dalam kajian kasus control. Hal tersebut
dikarenakan pada kejadian kasus control tidak memungkinkan mengukur resiko.
Resiko relatif mempunyai ciri-ciri yaitu:
1.
Resiko
relatif tidak menyatakan besarnya insidensi
2.
Resiko
relatif dapat diperoleh dari hasil penelitian prospektif, sedangkan resiko relatif
yang diperoleh dari hasil penelitian retrospektif disebut odds ratio
yang hanya merupakan perkiraan saja
3.
Resiko
relatif menyatakan besarnya resiko yang harus ditanggung oleh kelompok orang
yang terpapar dibandingkan dengan orang yang tidak terpapar
4.
Resiko
relatif tidak mengukur besarnya probabilitas seseorang akan terkena penyakit
sebagai akibat pemaparan oleh factor penyebab penyakit.
Ini berarti bahwa seseorang yang terpapar belum tentu menderita,
tetapi sebaliknya seseorang yang terpapar dapat menderita.
5.
Tingginya
resiko relatif dapat digunakan untuk memperkuat dugaan adanya hubungan sebab
akibat. Makin tinggi nilai resiko relatif kemungkinan adanya hubungan sebab
akibat menjadi semakin besar.
6.
Resiko
relatif merupakan suatu rasio. Dengan demikian, identitas masing-masing resiko
akan hilang hingga bila diperoleh resiko relatif yang tinggi kita tidak dapat
mengetahui apakah karena resiko terpapar yang rendah.
Rasio Kemungkinan
Rasio kemungkinan (RK) disebut juga kemungkinan relatif atau odds
ratio, rasio produk-silang, aau resiko relatif perkiraan. RK adalah
perhitungan rasio kemungkinan terjadinya penyakit antara kelompok yang terpapar
dengan faktor resiko yang diduga dengan kemungkinan terjadinya penyakit pada
kelompok yang tidak terpapar. Pengukuran resiko relatif pada penelitian case control
tidak dapat dilakukan secara langsung tetapi hanya berupa perkiraan karena pada
penelitian case control tidak mengukur insidensi tetapi hanya mengukur besarnya
paparan.
Cara perhitungan RK dapat dilakukan dengan melihat tabel 2x2 di atas.
RK = a
c = a x d
b d b x c
Nilai RK sama dengan RR, yaitu berkisar antara 0 hingga tak
terhingga. Hasil perhitungan RK dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
·
Jika
RK> 1, maka faktor resiko sangat terkait dengan resiko terjadinya penyakit;
·
Jika
RK = 1, maka tidak ada keterkaitan antara faktor resiko dengan peningkatan
kejadian penyakit ; dan
·
Jika
RK < 1 maka factor yang diduga bisa jadi beresiko rendah terhadap kemunculan
penyakit atau bersifat protektif.
Berdasarkan dasar tersebut diatas, jik hasil perhitungan
memperlihatkan bahwa RK lebih besar dari 1, maka dapat dinyatakan bahwa
kemungkinan terjadinya penyakit pada kelompok yang terpapar dengan factor
resiko yang diduga adalah ‘RK’ kali lebih besar dibandingkan dengan kemungkinan
terjadinya penyakit pada kelompok tidak terpapar. Semakin tinggi angka RR
diatas angka 1 maka semakin potensial hubungan saling keterkaitan antara
kejadian penyakit dengan factor resiko yang diduga. Perhitungan resiko relatif bisa
dilakukan dalam kajian kohort dan potong-lintang, dan juga kajian
kasus-kontrol.
Dalam uji kohort,
jika tingkat kejadian penyakit tergolong jarang ( kurang dari 10 %), maka hasil
perhitungan RK dapat digunakan untuk memperkirakan RR.
Resiko Terkait
Resiko Terkait (attributable
risk), RK adalah perhitungan proporsi insiden penyakit pada kelompok hewan
yang terpapar yang terkait dengan keterpaparan oleh factor resiko tersebut.
Dalam kata lain, perhitungan ini untuk menjawab pertanyaan tentang apa resiko
terkait dari terjadinya penyakit pada saat terpapar, yang melebihi apa yang
dialami oleh individu yang tidak terpapar. RT dihitung dengan mengurangi
insiden kumulatif atau prevalensi penyakit pada kelompok yang tidak terpapar
terhadap kelompok yang terpapar.
RT = a c
a + b c + d
Perhitungan ini mengasumsikan bahwa resiko penyakit pada kelompok
yang tidak terpapar menggambarkan latar belakang resiko penyakit. Hasil
perhitungannya diinterpretasikan sebagai resiko perkembangan penyakit menjadi
meningkat oleh RT pada individu yang terpapar dengan factor resiko terhadap
kelompok terpapar. RT tidak dapat dihitung pada kebanyakan kajian
control-kasus.
Resiko terkait (attributable risk) bermanfaat untuk
memperkirakan besarnya resiko yang dapat dihindarkan bila atribut yang dianggap
sebagai factor penyebab penyakit dihindarkan.
Resiko Terkait pada Tingkat Populasi
Resiko terkait pada tingkat populasi (RTP) adalah perhitungan
perbedaan antara insiden penyakit pada keseluruhan jumlah anggota populasi
dengan insiden penyakit pada kelompok yang tidak terpapar factor resiko.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
RTP = a + c c atau
n c + d
RTP = a + b
x RT
n
Hasil perhitungannya menunjukkan jumlah penyakit pada keseluruhan
jumlah anggota populasi yang terkait dengan factor resiko yang diduga. RTP hanya dapat diukur saat morbiditas
penyakit pada populasi yang diamati diketahui.
Fraksi Terkait pada Kelompok Terpapar
Fraksi Terkait (FT) adalah proporsi dari individu yang sakit pada
kelompok terpapar yang diakrenakan factor penyebab yang diduga. FT dihitung
sebagai proporsi daripada RT yang terwakili dalam seluruh resiko penyakit dari
individu yang terapapr. Cara perhitungannya adalah sebagai berikut:
FT = RT
atau
a(a + b)
FT
= (RR – 1)/RR
Fraksi
Terkait pada Tingkat Kelompok
Fraksi terkait pada tingkat populasi (FTP) adalah proporsi insiden pada suatu
populasi yang terkait dengan keterpaparan oleh factor resiko. Oleh karena itu
perhitungan ini mencerminkan proporsi bagaimana insiden dalam suatu populasi
dapat dikurangi jika keterpaparan terhadap faktor resiko dihindarkan.
Perhitungan FTP adalah sebagai berikut:
FTP = RTP/ a +
c
n
FTP hanya dapat diukur ketika morbiditas penyakit pada populasi
yang diamati diketahui. Begitu juga RTP dapat diukur pada kajian control-kasus,
jika kelompok dapat mewakili suatu populasi yang tidak sakit.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ada
tiga macam ukuran yang digunakan dalam pengukuran:
1.
Ukuran
frekuensi penyakit: mengukur kejadian penyakit, cacat, atau kematian pada
populasi. Frekuensi kejadian yang diamati diukur menggunakan prevalens dan insidens.
2.
Ukuran
dari akibat pemaparan: mengukur keeratan hubungan statistic antara factor
tertentu dan kejadian penyakit yang
diduga merupakan akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan
akibatnya diukur menggunakan relative risk atau odds ratio.
3.
Ukuran
dari potensi dampak: menggambarkan
kontribusi dari factor yang diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam
populasi tertentu. Ukuran yang digunakan adalah attributable risk percent dan population attributable risk.
Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau effectiveness
suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
desain-penelitian-epidemiologi/. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2014.
Budiarto,
E. dan Anggraini, D. 2001. Pengantar Epidemiologi Edisi 2. Jakarta:
Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ferasyi,
R.T. 2008. Dasar-dasar Epidemiologi dan Ekonomi Veteriner. Banda Aceh:
Syiah
Kuala University Press.
Rajab,
W. dan Epid, M. 2008. Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan.
Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Komentar
Posting Komentar