ANTIBODI

ANTIBODI 


Antibodi adalah molekul protein yang dihasilkan oleh sel plasma sebagai akibat interaksi antara Limfosit B peka-antigen dan antigen khusus. Antibodi terdapat dalam berbagai cairan tubuh tetapi terdapat dalam konsentrasi tertinggi dan termudah diperoleh dalam jumlah yang banyak untuk analisis dari serum darah.

a. Struktur
1) Sebuah molekul antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida; dua rantai berat identik dan dua rantai ringan identik. Istilah berat dan ringan mengacu pada berat molekul relatifnya.
2) Rantai-rantai dihubungkan dengan ikatan disulfide (-S-S-) dan ikatan lain untuk membentuk molekul berbentuk Y yang memiliki area hinge (engsel) fleksibel. Ini untuk memungkinkan terjadinya perubahan bentuk saat bereaksi dengan jumlah antigen maksimum.
3) Regia variable pada rantai berat dan ringan terletak di bagian ujung lengan Y. Regia ini membentuk dua sisi pengikat antigen. Setiap antibody memiliki sedikitnya dua sisi pengikat yang disebut bivalen.
    a) Regia variable pada antibody yang berbeda memiliki rangkaian asam amino yang berbeda.
    b) Spesifilsitas suatu antibody terhadap antigen tertentu bergantung pada struktur regia variabelnya.
4) Regia kosntan terdiri dari lengan Y dan batang molekul, selalu identik pada semua antibodi dari kelas yang sama.

Limfosit B membentuk system kekebalan di dalam cairan tubuh (humor) sehingga efektif dalam mengatasi infeksi oleh bakteri dan virus yang bersifat ekstraseluler. Sel limfosit B dapat membentuk struktur protein khusus, yaitu Immunoglobulin atau disebut juga antibody. Protein khusus ini dimigrasikan ke bagian membrane sel, kemudian berfungsi mengenali dan mengikat sel asing atau organisme asing yang ditemui, dan melumpuhkannya. Antibody pada dasarnya adalah protein yang sangat spesifik yang terbentuk sebagai respons dari kehadiran antigen.

Immunoglobulin terdiri dari dua rantai ringan (Light chain, rantai L) dan dua rantai berat (Heavy chain, rantai H). setiap rantai L dan H terdiri dari dua terminal, yaitu terminal C (Constant) dan terminal V (Variable). Immunoglobulin (Ig) dibagi menjadi 5 kelas, yaitu: IgA, IgD, IgE, IgG, dan IgM.
1. IgM merupakan antibodi pertama yang disekresikan sebagai respons kekebalan tubuh. Setelah mengikat antigen, IgM memicu aktifnya protein komplemen. IgM juga mengikat antigen atau pathogen menjadi gumpalan sehingga memudahkan fagositosis makrofag. Dan Dan mempunyai rantai berat mu.
2. IgG adalah kelompok yang paling sering ditemukan dan mempunyai rantai berat gama. IgG mengaktifkan protein komplemen dan menetralkan banyak racun. Selain itu, berfungsi dalam mengaktivasi makrofag dan bertindak sebagai antivirus dan antibakteri. Jumlah IgG paling banyak dan tahan lama. IgG merupakan satu-satunya antibody yang dapat melewati plasenta dan menjaga janin dengan kekebalan tubuh ibunya. IgG juga disekresikan dalam kolostrum.
3. IgA mencegah masuknya virus atau bakteri melalui jaringan epitel mukosa system pencernaan, pernapasan, dan saluran reproduksi. IgA ditemukan juga pada air liur, air mata dan kolostrum. IgA memiliki rantai berat alfa.
4. IgE memicu peradangan jika cacing parasit menyerang tubuh IgE juga berperan dalam reaksi alergi. IgE mempunyai rantai berat epsilon.
5. IgD tidak mengaktifkan system komplemen dan tidak dapat melewati plasenta. IgD diduga berfungsi dalam diferensi sel limfosit menjadi sel plasma dan sel B memori. IgD mempunyai rantai berat delta.

Tabel. Sifat Dasar Klas Utama Immunoglobulin Hewan Piara

Sifat
Klas Immunoglobulin
IgM
IgG
IgA
IgE
Koefisien sedimentasi yang paling umum
19 S
7 S
11 S
8 S
Berat molekul
900.000
180.000
360.000
200.000
Morbilitas elektroforetik
Β
β-
β-
Ciri antigen rantai berat
µ
Α
E
Sebagian besar dibuat pada:
Limpa dan simpul limfe
Limpa dan simpul limfe
Jaringan limfoid usus
Saluran pencernaan dan pernapasan

 Interaksi pertama antara suatu antigen dan antibody disebut sebagai respons imun primer yang hanya memproduksi sedikit antibody (IgM). Selain IgM, diproduksi pula sejumlah sel memori yang berguna untuk merespons antigen yang sama di masa yang akan datang.
Respons imun sekunder (booster) selanjutnya akan berperan melawan antiegn yang sama. Dalam proses ini, sel B akan berproliferasi secara cepat untuk kemudian masuk ke dalam plasma sel dan memproduksi sejumlah besar antibody (IgG) yang akan dilepaskan ke dalam darah.

Produksi Antibodi 
Antibodi diproduksi oleh sel B yang dstimulasi untuk membelah saat terikat pada antigen. Pada sebagian besar antigen, sel B tidak dapat membelah tanpa adanya sinyal dari sel T helper (Th) yang akan bereaksi terhadap APC dengan antigen yang sama. Reaksi positif akan menyebabkan multiplikasi (proliferasi) dan diferensiasi sel T. Sel T-helper akan bereaksi dengan sel B yang tersensitisasi dengan mengenali antigen dan molekul MHC kelas II. Sel T helper akan memproduksi interleukin (IL) yang menyebabkan produksi banyak sel B efektor (sel plasma) yang dapat mensekresi antibody spesifik terhadap antigen tersebut. Sejumlah kecil sel memori B dan T juga disintesis untuk respons sekunder di masa depan.

Jika suatu antigen telah dieliminasi, maka antibody tidak akan dibutuhkan lagi dan sintesis antibody akan dihentikan oleh sel T supresor, suatu jenis sel T yang berbeda. Tidak smeua antibody yang terbentuk akan digunakan, sehingga sebagian antibody akan terdapat dalam sirkulasi darah. Antibody dalam sirkulasi darah ini sangat berguna dalam uji diagnostic penyakit virus, seperti hepatitis.

DAFTAR PUSTAKA
Asmadi, Ns. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.
P. Fictor, F. dan Ariewibowo, M. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Persada.
Slonane, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC.
Suryo, J. 2010. Prinsip-prinsip Sains untuk Keperawatan. Jakarta: Erlangga.
Tizard, I. 1987. Pengantar Imunologi Veteriner. Edisi kedua. Surabaya: Universitas Airlangga Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Distokia pada Sapi

Mycoplasma